Lumpia adalah makanan ringan terdiri dari lembaran tipis tepung gandum yang dijadikan sebagai pembungkus isian yang umumnya adalah rebung, telur, sayuran segar, daging, atau makanan laut.
.jpeg)
Di Semarang, ia memutuskan untuk membuka usaha makanan khas Tionghoa, yakni makanan pelengkap berisi daging babi dan rebung. Suatu hari, Tjoa Thay Joe bertemu dengan seorang wanita asli Jawa yakni Wasih. Kebetulan Wasih juga membuka usaha makanan yang mirip dengan milik Tjoa Thay Joe, namun bedanya, usaha makanan Wasih berupa hidangan pelengkap berisi kentang dan udang serta bercita rasa manis.
Menariknya, bukan bersaing mereka malah saling jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Sejak saat itulah keduanya meleburkan usaha makanannya. Kulit renyah dari lumpia kini diubah menjadi udang atau daging ayam yang dipadukan dengan rebung manis.
Nama lunpia atau lumpia berasal dari dialek Hokkian, yakni "lun" atau "lum" yang berarti lunak dan "pia" yang artinya kue. Pada awalnya, penyajian lumpia tidak digoreng, sehingga sesuai dengan maknanya, lumpia adalah kue yang lunak. Jajanan ini akhirnya dijual di Olympia Park, yakni pasar malam Belanda.Tanpa disangka-sangka, lumpia buatan mereka menjadi primadona di kalangan masyarakat pribumi dan keturunan Tionghoa. Usahanya semakin lama semakin besar, hingga diwariskan ke anak-anak mereka yakni , Siem Gwan Sing, Siem Hwa Noi yang membuka cabang di Mataram dan Siem Swie Kiem yang meneruskan usaha lumpia warisan ayahnya di Gang Lombok no.11.
Varian lumpia : Lumpia Basah dan Lumpia Goreng
Harga :
- Lumpia Basah: Rp 15.000,-per biji
- Lumpia Goreng : Rp 18.000,- per biji
Sumber.
Komentar
Posting Komentar